(KEMBALI) MENANTI DATANGNYA TANGGAL MERAH


.

Selalu begini. Terduduk berdua di sofa dgn menerawang jauh ke ujung ruangan, sebuah kalender kertas yg tergantung dgn digit-digit angka sebagai pengingat tanggal dan bulan. Menunggu datangnya tanggal merah selanjutnya, untuk sebatas bertatap muka, berbagi rasa secara langsung. Sehari, dua hari, seminggu, sebulan, bahkan lebih, asa terkebiri oleh jarak. Kembali menegak rutinitas nyata, dia belajar sambil bekerja, dan aku, berkutat dgn dunia akademis yg membuat kepala pening.

Tadi sempat berujar padanya, "sampai kapan kita harus menghitung tanggal? Mencari-cari tanggal merah yg tak pasti dtgnya?"
"Kapan kita bisa ketemu setiap hari, sekadar bercerita keluh kesah hari ini, saling menguatkan dgn sorotan mata yg beradu pandang?"
Yg jelas, hanya ada satu jawaban...
Sampai hari itu tiba, di mana aku dan kamu telah benar-benar menjadi manusia dewasa, hingga sanggup meronce satu demi satu manik-manik hidup kita, bukan individu. Ya, semoga kita sanggup. Tidak lagi ada sentakan-sentakan kasar dari ujung teleponmu ketika kamu melarangku bermain. Tidak ada rengekan-rengekan yg tak penting keluar dari mulutmu. Tak perlu ada cemburu ketika kamu membuka akun jejaring sosialku, toh memang tdk ada seorgpun yg pantas melebihi kamu (setidaknya bagiku).

Selamat bekerja. Semoga aku kuat dlm meniti masa depanku, agar tujuan kita lekas tercapai. Begitu juga kamu. Selamat menanti (lagi dan lagi) digit-digit merah yang tertera di kalender.

atas nama cinta aku di PERANAKAN (senandung cinta untuk MAMA )


.







.. hadir mu adalah hakiki, kasih sayang mu adalah esensi dan aku menjadi seorang yang bangga akanmu.."


biarkan kini aku menuangkan sekelumit persepsiku tentang mu , biarkan hati ini menuntunku dalam mendiskripsoikanmu mama :)

kau mencintaiku bukan karna eksplanansi teori yg berbelit, penjelasan yang terkonsep dan terperinci, namun dengan cinta yang sedehana, kecup mesra setiap saat dan usapan lembut sepanjang waktu, kesabaran yang tak henti, melimpahkan kasih mesra berbalut kehangatan, berlimpah keringat dan darah mencari nafkah demi melengkapi nutrisi yang aku butuhkan.

ya, kini gadis kecilmu telah beranjak dewasa, mataharimu sudah meninggi dan bersiap mengahadapi dunia, benih cintamu telah beranjak menjdai seorang remaja, menanggalkan segala atribut "kekanak kanakan nya". tidak akan ada lagi kecupan manis yang engkau daratkan di keningku, entah kapan lagi engkau mengusaprambutku dan mengangkat ku saat aku jatuh.

".. KEMARAHANMU ADALAH SENANDUNG CINTA BAGIKU DALAM KEMASAN LAIN..."

Tak terasa umurku sudah 18 tahun aku berada didekatmu, terus merasakan betapa hangatnya kasih setiamu, menghirup wangi tubuhmu. adamu membuat aku telah mempelajari banyak hal, dirimulah yang mengajarkan banyak hal.

"AKU INGIN MELIHAT ENGKAU TERSENYUM BANGGA SAAT ENGKAU MENJALANI MASA TUAMU, MELIHATKU MENJADI SEORANGYANG ENGKAU HARAPKAN. AKU TAK AKAN MENGECEWAKANMU"

inilah anakmu, dengan segala keterbatasan yang di punyai, yang mengasihimu, mengandalkanmu, anak mama yang selalu mengasihi mu,

".. my mother was the most beatiful women i ever saw, all i am i owe to my mother. i attribute all my success in life to the moral, intellectual and physical education i received from her.."

berjuta peluk cium hangat untuk mu :)

Love U daddy Love U Mommy


.





1 tahun
Dia menyuapi dan memandikanmu, sebagai balasannya kau menangis sepanjang malam

2 tahun
Dia mengajarimu bagaimana cara berjalan, sebagai balasannya kamu kabur waktu dia memanggilmu

3 tahun
Dia memasak semua makananmu dengan kasih sayang, sebagai balasannya kamu buang piring berisi makananmu ke lantai

4 tahun
Dia memberimu pensil warna, sebagai balasannya kamu corat coret tembok rumah dan meja makan

5 tahun
Dia membelikanmu baju-baju mahal dan indah, sebagai balasannya kamu memakainya bermain di kubangan lumpur

6 tahun
Dia mengantarmu pergi ke sekolah, sebagai balasannya kamu berteriak "NGGAK MAU ...!"

7 tahun
Dia membelikanmu bola, sebagai balasannya kamu melemparkan bola ke jendela tetangga

8 tahun
Dia memberimu es krim, sebagai balasannya kamu tumpahkan dan mengotori seluruh bajumu

9 tahun
Dia membayar mahal untuk kursus-kursusmu, sebagai balasannya kamu sering bolos dan sama sekali nggak mau belajar

10 tahun
Dia mengantarmu kemana saja, dari kolam renang sampai pesta ulang tahun, sebagai balasannya kamu melompat keluar mobil tanpa memberi salam

11 tahun
Dia mengantar kamu dan temen-temen kamu kebioskop, sebagai balasannya kamu minta dia duduk di barisan lain

12 tahun
Dia melarangmu melihat acara tv khusus untuk orang dewasa, sebagai balasannya kamu tunggu sampai dia keluar rumah

13 tahun
Dia menyarankanmu untuk memotong rambut karena sudah waktunya, sebagai balasannya kamu bilang dia tidak tahu mode

14 tahun
Dia membayar biaya untuk kemahmu selama liburan, sebagai balasannya kamu nggak pernah menelponnya 15 tahun Pulang kerja dia ingin memelukmu, sebagai balasannya kamu kunci pintu kamarmu 16 tahun Dia mengajari kamu mengemudi mobil, sebagai balasannya kamu pakai mobilnya setiap ada kesempatan tanpa mempedulikan kepentingannya

17 tahun
Dia sedang menunggu telpon yang penting, sebagai balasannya kamu pakai telpon nonstop semalaman 18 tahun Dia menangis terharu ketika kamu lulus SMA, sebagai balasannya kamu berpesta dengan teman-temanmu sampai pagi

19 tahun
Dia membayar semua kuliahmu dan mengantarmu ke kampus pada hari pertana, sebagai balasannya kamu minta diturunkan jauh dari pintu gerbang biar nggak malu sama temen-temen

20 tahun
Dia bertanya "darimana saja seharian ini?", sebagai balasannya kamu menjawab "ah, cerewet amat sih, pengen tahu urusan orang."

21 tahun
Dia menyarankanmu satu pekerjaan bagus untuk karier masa depanmu, sebagai balasannya kamu bilang "aku nggak mau seperti kamu."

22 tahun
Dia memelukmu dan haru waktu kamu lulus perguruan tinggi, sebagai balasannya kamu nanya kapan kamu bisa main ke luar negeri

23 tahun
Dia membelikanmu 1 set furniture untuk rumah barumu, sebagai balasannya kamu ceritain ke temanmu betapa jeleknya furniture itu

24 tahun
Dia bertemu dengan tunanganmu dan bertanya tentang rencana di masa depan, sebagai balasannya kamu mengeluh "aduh gimana sih kok bertanya seperti itu."

25 tahun
Dia membantumu membiayai pernikahanmu, sebagai balasannya kamu pindah ke kota lain yang jaraknya lebih dari 500 km

30 tahun
Dia memberimu nasehat bagaimana merawat bayimu, sebagai balasannya kamu katakan "sekarang jamannya sudah beda."

40 tahun
Dia menelponmu untuk memberitahu pesta salah satu saudara dekatmu, sebagai balasannya kamu jawab "aku sibuk sekali, nggak ada waktu."

50 tahun
Dia sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatanmu, sebagai balasannya kamu baca tentang pengaruh negatif orang tua yang numpang tinggal di rumah anaknya

Suatu hari Dia meninggal dengan tenang dan tiba-tiba kamu teringat semua yang belum pernah kamu lakukan,
dan itu menghantam HATIMU bagaikan pukulan godam, tapi tetap saja sebagai balsannya kamu tak pernah merawat makamnya atau bahkan tak tahu dimana makamnya,.


Maka, Jika orang tuamu masih ada.. Berikanlah kasih sayang dan perhatian yang pernah kamu berikan selama ini.. Jika orang tuamu sudah tiada.. ingatlah kasih sayang dan cintanya yang telah diberikan dengan tulus kepadamu dan selalu mendoakannya setia saat..... hikz...hikz... maaf...mama... maaf...papa... kalo slama ini sring menyusahkan... tak ada sesuatu apapun yg bz membalaz cinta dan kasih sayangmu slama ini...